Galaupoker

Breaking News

Dukun Menikmati Tubuh Pasiennya


Dukun Menikmati Tubuh Pasiennya

Desahan Malam - Sudah sangat terkenal hingga kepenjuru keahlian mbah jambrong atas supranaturalnya, dari penglaris, pelancar jodoh, belum ada yang mengalahkan, rumah yang di penuhi dengan pernak pernik semakin membuat ke angkeran dan kesan mistis semakin kental, mbah jambrong yang kira kira usianya sudah 60 an tahun terlihat begitu matang dengan brewok yang lebat.

Hari ini ibu rahma dan anaknya Marta mendatangi kediaman mbah jambrong yang berada di daerah jawa timur, selain menghadiri acara pernikahan putrinya, serta berkunjung ke rumah mbah jambrong, bu rahma sengaja minta di antar dengan putrinya karena suaminya sedang sibuk dalam bekerja sekarang dia mengurusi bisnis di luar negeri.

Hijab kuning yang membungkus kepalanya menambah kanggunan cewek berparas cantik ini. Di sampingnya merupakan puteri sulungnya Marta yang tercatat sebagai mahasiswi di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Menurun dari ibunya, Marta yang masih 18 tahun ini juga memiliki kecantikan yang tak kalah dengan Sang Ibu. Gadis ini tampil santai dengan kaos merek Zara yang ketat lengkap dengan jeans hitam yang lekat dengan pahanya yang ramping.

“Silahkan duduk Nyonya Rahma dan Dik Marta….” ujar Mbah Jambrong mempersilahkan kedua pasien terakhirnya ini untuk duduk di karpet tepat di depan meja praktiknya.

Mata sang dukun yang tadinya lelah sontak kembali berbinar. Amboi, cantik benar 2 makhluk ini. Mulus, berdada montok, dan ah….ternyata tak cuma mata sang dukun yang berbinar, kontol Mbah Jambrong pun ikut memberikan sinyal soal santapan malam yang indah dari dua cewek cantik ini. Belum sempat dua pasiennya menyembunyikan keterkejutan dengan kemampuan Sang Dukun menebak nama-nama mereka.

Mbah Jambrong kembali berujar,

“Nyonya Rahma tak usah khawatir. Nyonya pasti bisa jadi anggota dewan tahun ini….Bukankah begitu yang nyonya inginkan?”

“Be..benar…Mbah Dukun. Gimana Mbah bisa tahu maksud saya?” tanya Nyonya Rahma makin terkejut sekaligus makin percaya pada kesaktian sang dukun.

Nyonya Rahma memang salah satu caleg dari parpol pada pemilu tahun ini. Dan di saat peraturan bukan lagi pada nomor urut, melainkan suara terbanyak, membuat sang nyonya menjadi ketar-ketir.

“Hahahaha…iblis, setan dan jin mengetahui semua maksud di hati.” ujar Mbah Jambrong bangga.

“Tapi, ini tak gampang, Nyonya….” ujarnya lagi.

“Maksud Mbah Dukun? Bagaimana caranya? Apa saja akan kulakukan untuk itu Mbah.” ujar Nyonya Rahma tak sabar.

“Aura kharisma Nyonya tertutupi oleh tabir gelap sehingga tak keluar. Harus ada banyak pengorbanan, dan sesembahan agar itu semua keluar. Tapi itu ada ritualnya, bisa diakali, Nyonya tak perlu khawatir.” Kali ini Mbah Jambrong mulai ngawur.

Semua kalimatnya sengaja dirancang untuk mendapatkan keuntungan dari dua cewek cantik ini. “Kamu dan puterimu harus total mengikuti ritual yang akan kusiapkan. Sanggup?” “Sanggup,Mbah” “Dik Marta sanggup membantu Mama?” tanya dukun yang sedang horny ini pada puterinya.

“Sanggup,Mbah.” Sahut Marta demi sang mama tercintanya.

Mulailah Mbah Jambrong komat-kamit sambil melempar kemenyan pada pembakarannya. Matanya tiba-tiba melotot. Dan suaranya menjadi parau.

“Kalian berdua ikut aku ke ruang sebelah….Sebelumnya Nyonya minum air dalam kendi ini. Air suci dari negeri jin Timur Tengah.” Mbah Jambrong menyodorkan kendi yang memang disiapkan khusus, dengan rerempahan yang mengandung unsur perangsang yang amat kuat.

Niat kotornya sudah mulai dijalankan. Di sebelah ruang praktik utama terdapat gentong besar berisi bunga-bunga aneka macam. Dan sebuah papan kayu, serta meja kecil di dekatnya. Lebih mirip kamar mandi. Mbah Jambrong menyuruh Nyonya Rahma masuk mendekati gentong. Dan memberi perintah agar Marta melihat dari depan pintu ruangan.

“Kita mulai dengan pembersihan seluruh tabir itu, Nyonya. Rapal terus mantra ini dalam hati sambil aku mengguyur badan Nyonya….Mojopahit agung, Ratu sesembahan jagad. Hong Silawe,Hong Silawe. ” lanjut Jambrong.

Tangannya mengambil gayung di gentong dan mengguyur pada tubuh Nyonya Rahma. Air kembang pun dalam sekejap membasahi hijab dan gamis hitam Nyonya Rahma. Semakin memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh Nyonya ini yang masih ramping dan terjaga.

“Edan..ngaceng kontolku rek.” batin Mbah Jambrong.

Tangannya yang satu bergerak menggosok tubuh yang sudah basah itu. Dari ujung kepalan Nyonya Rahma yang masih terbalut hijab kuning, dahi, hidung, bibir, leher, dan merambat ke dua gundukan di dada Nyonya Rahma. Sempat Nyonya Rahma terterkejut dengan sentuhan tangan kasar sang dukun, tapi buru-buru ia konsentrasi lagi dengan rapalannya.

“Bagus terus konsentrasi Nyonya. Jangan hingga gagal, sebab akan percuma ritual kita…Sekarang lepas baju Nyonya biar reramuan kembang ini meresap dalam kulit Nyonya.” Perintah Mbah Jambrong yang langsung dituruti oleh Nyonya yang sudah ngebet jadi anggota dewan ini.

Nyonya Rahma benar-benar telanjang bulat sekarang. Tubuh putih mulus dengan kulit yang masih kencang. Melihat mangsanya dalam kendali, Mbah Jambrong semakin berani. Badannya dirapatkan, agar kontolnya menempel di belahan pantat Sang Nyonya yang montok.

Jemarinya semakin nakal memainkan puting Nyonya Rahma. Terus turun ke sela-sela paha Nyonya Rahma, memainkan meki Sang Nyonya. Setelah 5 menit, tampak tubuh Nyonya Rahma bergetar, tanda-tanda bahwa ramuan perangsang sudah mulai bekerja.

Mbah Jambrong menuntun Nyonya Rahma ke dipan kayu yang ada di ruangan itu dengan semua letupan birahi yang semakin tak tertahankan. Perhitungannya, tak lama lagi, Sang Nyonya akan tak mampu berdiri sebab melayang di antara alam sadar dan bawah sadarnya. Setelah membaringkan mangsanya, Mbah Jambrong meneruskan rangsangannya.

Bibir tebalnya terus mencium seluruh tubuh Sang Nyonya. Aroma kembang membuat nafsunya semakin tak tertahankan lagi. Bibir dan lidahnya menyerbu bibir meki Sang Nyonya. Edan, orang kaya emang beda. Jembutnya aja ditata. Wanginya juga beda, batin Mbah Jambrong sesaat setelah melihat meki Nyonya Rahma. Nyonya anggun ini mulai terangsang hebat.

Tubuhnya menggeliat-geliat setiap sapuan lidah Jambrong memutar-mutar klitorisnya. Pantatnya naik turun seakan ingin lidah Mbah Jambrong tertancap lebih dalam.

“Eeeemmm….”Desah Nyonya Rahma penuh kenikmatan.

“Ini saatnya.” Pikir Mbah Jambrong membuka pakaian dan celananya dengan buru-buru lalu naik ke atas dipan, mengambil posisi di sela paha Rahma.

“Apa yang Mbah lakukan pada Mama?”Tiba-tiba semua perhatian Mbah Jambrong terbelah oleh pertanyaan Marta.

Iya, ada anaknya yang nonton dari tadi. Beda ama ibunya, Marta tentu saja masih amat sadar.

“Tenang cah ayu. Mamamu harus melakukan ritual tertinggi kharisma asmaradana. Aku harus menyatu lewat persenggamaan untuk membongkar tabir jahat pada Mamamu. Mamamu harus ditolong. Kamu mau pengorbanan Mamamu tak sia-sia bukan,Nduk?”

“Iya,Mbah.” “Sekarang diam di situ. Dan bantu perjuangan Mbah dan Mama dengan rapalan tadi….” perintah Mbah Jambrong sambil mengembalikan konsentrasinya pada kontolnya yang sudah berdiri tegak.

Urat-urat kontolnya semakin membesar, pertanda sudah amat siap untuk melakukan penetrasi. Kepala kontol Mbah Jambrong yang mirip jamur raksasa berwarna hitam itu kini sudah berada di bibir meki Nyonya Rahma.

Bibir meki yang sudah basah sebab cairan itu merekah saat kepala kontol Sang Dukun mulai membelah masuk. Mbah Jambrong mengatur napasnya. Perjuangannya untuk menembus meki Nyonya satu ini ternyata cukup sulit. Diameter kontolnya terlalu besar untuk meki Nyonya Rahma. Baru kepala kontolnya yang mampu masuk.

“Aaaaah…seret juga milikmu,Rahma sayang. kontol suamimu payah rupanya. Tahan sedikit ya. Mbah akan beri kenikmatan hebat…” bisik Jambrong pada telinga Rahma.

Di lingkarkannya tangan gempal Sang Dukun pada pantat montok Nyonya Rahma. Dadanya bersandar pada dua payudara Rahma. Dan dengan hentakan keras, dibantu tekanan tangannya, kontol Jambrong melesak masuk.

“Eeeeemmmphmm,…mm..mm.”Desah Rahma sambil merem melek. Pengaruh ramuan perangsang plus hentakan tadi rupanya membuat sensasi luar biasa bagi Rahma.

Jambrong pun merasa nikmat luar biasa. Dibanding milik istri mudanya pun, milik Rahma masih lebih legit. Mungkin sebab orang kota pandai merawat diri, pikir Jambrong sambil menikmati pijatan meki Rahma.

“Plok…plok…plok…plak…plak…plak..” suara perut Mbah Jambrong bertemu kulit putih Rahma.

Sesekali Mbah Jambrong menelan ludahnya sendiri melihat batang besarnya yang hitam pekat keluar masuk meki Rahma yang putih mulus. Kontras, menimbulkan sensasi yang luar biasa. “Ooooh…Mbah.” Rahma mengeluh panjang.

Tubuhnya mengejang hebat. Orgasme melanda cewek molek ini rupanya, batin Jambrong. Terasa cairan hangat mengalir deras membasahi batang kontol Jambrong. Jambrong mengejamkan matanya menikmati sensasi hebat ini. Ia sengaja membiarkan Rahma menggelinjang dalam orgasmenya.

“Sekarang saatnya,sayang. Jurus entotan mautku. 6 isteriku sendiri tak ada yang bisa tahan…”Bisik Mbah Jambrong sambil tersenyum setelah melihat orgasme Rahma sudah reda.

Jambrong mulai mempercepat genjotannya. Naik turun tanpa lelah. Pantat Rahma pun mengikuti irama genjotan Mbah Jambrong. Sesekali sengaja ia tarik kontolnya hingga hanya menyisakan kepalanya.

Membuat pantat Nyonya Rahma terangkat seakan tak rela barang besar itu keluar dari mekinya. Mbah Jambrong menarik tubuh Rahma hingga mengubah posisi menjadi duduk. Sambil memeluk pinggul Rahma, Jambrong meneruskan sodokannya.

Rahma pun mengimbangi dengan meliuk-liukkan pinggulnya. Gerakan pantat Rahma membuat kontol dukun tua itu seperti diremas-remas. Sebab hasratnya yang sudah memuncak. Nyonya Rahma mendorong Jambrong rebah.

Dan kini Nyonya anggun itu mengambil kendali dengan liarnya. Rambut panjangnya terurai berkibar-kibar. Peluhnya membuat kulit putihnya seakan mengkilap.

“Hong Silawe,…uuuggh…mmm..mmmph…Hong Silawe…aaaaahhh…” Dalam gerakan liarnya pun Rahma tak lupa membaca manteranya.

Mbah Jambrong tersenyum dan menikmati itu sebagai pemandangan yang begitu erotis. Dua tangannya meraih dua payudara Rahma yang terayun turun naik. Meremasnya dengan gemas. Sesekali tubuhnya terangkat untuk memberi kesempatan bibirnya mengulum dua puting yang menggoda itu.

Nyonya Rahma mengerang dengan hebatnya. Sebuah percumbuan yang hebat ini mungkin baru kali ini ia alami seumur hidupnya.

“Ooooohh….ooohh…uuuggh.Hong….aaaaah…Silawe..Ratu…j agaaaad…aaaah” Rahma semakin meracau tak karuan.

Tubuhnya mulai tak kuasa kembali menahan kenikmatan dahsyat ini. Rahma terus meliuk di atas tubuh tua Sang Dukun. Pantatnya mengayun dengan irama yang semakin kacau. Dan, kedua tangannya memegang rambut panjangnya.

“Bagus, sayang…terus rapal.rapal…aaah…rapal..kita hingga bareng, Rahmaku….hhhhmmpphh..”Mbah Jambrong pun merasakan kontolnya mulai berkedut.

Sambil mencengkram keras pinggul Nyonya Rahma. Mbah Jambrong membantu mempercepat kocokan dari bawah. Tubuh Mbah Jambrong mulai menegang. Dan sambil bangkit mendekap Nyonya Rahma, Mbah Jambrong mengeluh keras,

“Aaaaaaaaagghhh…ghh…Rahma…” “aaaaagggh….mmmmph…mmmp…aaaaah.”Nyonya Rahma pun menyambut pelukan Sang Dukun.

Tubuhnya bergetar untuk kedua kalinya. Rupanya inilah kali kedua Rahma mendapat orgasme hebat di dipan kayu ini. Badan seksi Nyonya yang anggun ini pun ambruk didekapan Jambrong yang masih merem melek menikmati sisa orgasmenya dari caleg cantik ini.

Dua-tiga menit ia memeluk Rahma, membiarkan kontolnya menikmati hangatnya liang peranakan Rahma. Setelah menidurkan Nyonya Rahma yang kelelahan di dipan, Sang Dukun melepaskan kontolnya dari meki Nyonya Rahma.

Tidak ada komentar