Kuperkosa Istri Bossku Yang Semok

Kuperkosa Istri Bossku Yang Semok

Desahan Malam - Pengalamanku ini terjadi pada saat aku masih bekerja sebagai penulis di rumahnya. Saya adalah seorang penulis yang bekerja pada seorang agen penulisan, sebutlah nama samaran bosku adalah Wahyu. Bosku Wahyu menggunakan salah satu kamar rumahnya untuk dijadikan kantor tempat bawahannya bekerja. Saat ini Wahyu hanya memiliki satu orang bawahan, yaitu saya sendiri.

Pekerja Wahyu yang lain telah keluar karena perlakuan Wahyu yang tidak adil. Wahyu sering kali memotong, bahkan tidak membayar pekerjaan bawahannya. Namun Wahyu tetap tidak belajar dari pengalamannya, Wahyu tetap tidak membayar hasil kerja dari pekerja terakhirnya ini.

Tidak hanya itu, Wahyu memiliki sifat yang suka berselingkuh. Saya sering kali disuruh menginap di rumahnya untuk menyelesaikan banyak pekerjaan yang sering kali tidak dibayar. Sebenarnya, saya sendiri sudah ingin keluar saat itu. Namun, saat itu aku masih memiliki uang di bosku yang tidak bisa kutinggalkan begitu saja.

Setelah sekian banyaknya pekerjaanku yang tidak dibayar, aku mulai berpikir untuk memanfaatkan keadaan. Istri bosku adalah seorang wanita yang cantik, sebutlah namanya Rika. Hampir semua orang yang datang ke rumah Wahyu, datang karena istrinya. Namun, sayang Wahyu adalah tukang selingkuh.

Malam-malam selama aku menginap selalu dipenuhi oleh pertengkaran suami istri di tengah malam. Wahyu biasanya pergi pada pagi atau siang hari dan pulang tengah malam setiap hari. Setelah pulang, Wahyu mulai bertengkar di tengah malam dan mengganggu siapapun yang mendengarnya. Saat malam, istrinya selalu tidur menunggu Wahyu pulang tengah malam.

Pada suatu malam, aku sedang menginap di rumah Wahyu untuk mengeprin beberapa buku. Jam sepuluh malam Wahyu belum pulang ke rumah. Aku tahu Wahyu sedang meniduri selingkuhannya atau sedang dalam perjalanan pulang. “Ngapain sih selingkuh? Istri sudah cantik seperti Rika disia-siakan seperti itu, sedang hamil pula!” Pikirku sambil menunggu mesin prin di depanku. Pada saat itu aku tersadar dan berpikir “Benar! Sia-sia sekali istri secantik itu dibiarkan begitu saja! Kukerjai saja dia sebagai ganti upah kerjaku yang tidak Wahyu bayar.” Aku mulai memikirkan rencana untuk megerjai istri Wahyu, bosku sendiri. Aku tahu kalau pintu yang memisahkan tempat kerjaku dan rumah utama telah macet dan tidak bisa dikunci.

Aku bisa mengerjai istri Wahyu dengan bebas, aku hanya perlu berhati-hati saat melakukannya agar tidak ketahuan. Aku berusaha mendengarkan dari balik pintu suara tidur di rumah utama. Setelah yakin bahwa tak ada suara tanda-tanda aktivitas di dalam rumah utama, aku memberanikan diri untuk membuka pintu.

Pintu itu cukup didorong sedikit agar bisa terbuka karena kuncinya sudah rusak. Aku mendorongnya perlahan agar tidak menimbulkan suara keras. Satu desakan lembut, dan pintu tersebut terbuka. Aku mengintip sedikit memastikan bahwa istri Wahyu tertidur pulas.

Matanya tertutup, nafasnya teratur, saatnya bersenang-senang. Aku merangkak dan mendekat perlahan-lahan dengan jantung berdetak keras dan nafas memburu. Rasa takut ketahuan dan terangsang bercampur, sungguh campuran perasaan yang menarik dan menyenangkan.

Setelah dekat, aku memandang tubuh Rika dengan takjub. Kulit putih yang yang tampak sangat halus. Tubuh yang indah dengan wajah yang cantik ini telah membuat banyak pria ingin menidurinya. Perutnya membuncit karena dia sedang hamil lima bulan, “Kejam sekali Wahyu, istri sedang hamil dia malah selingkuh dengan perempuan lain.” kataku dalam hati. “Well kalau Wahyu tidak mau istrinya, sebaiknya untukku saja.” pikirku, lagipula aku selalu penasaran dengan wanita hamil.

Rika tidur dengan posisi membelakangiku dengan kaki terbuka. Baju dasternya yang berwarna biru tua tersingkap hingga memperlihatkan kaki indahnya yang berwarna putih. Celana dalamnya yang berwarna krem terlihat dengan jelas, aku yakin tindakanku ini benar-benar di luar dugaan mereka. Aku menyingkapkan daster Rika untuk melihat tubuhnya lebih banyak lagi.

Terlihatlah seluruh pantat Rika di depan mataku. Pelan-pelan aku mengelusnya dari paha hingga ke pantatnya, agar Rika tidak terbangun. Aku sangat takut Rika tiba-tiba terbangun dan melihat perbuatanku padanya, aku akan berada dalam masalah besar. Aku menciumi pantat Rika dan terkadang menjilatnya sedikit.

Saat aku sedang menikmati pantat Rika, tiba-tiba aku mendengar suara motor mendekat. “Wahyu pulang!” pikirku dengan panic. Aku merapikan daster Rika dan segera kembali ke ruangan tempat kerjaku. Mesin prin masih terus mengeprin buku yang seharusnya aku awasi. Setelah menanyakan pekerjaanku, Wahyu dan Rika kembali melakukan rutinitasnya bertengkar di tengah malam.

Keesokan paginya Wahyu mengizinkan aku untuk pulang sebentar dan tidur dan tidur beberapa jam. Siangnya aku ditelepon untuk datang lagi ke rumah Wahyu dan meneruskan proses mengeprin buku. Tak lama kemudian, Wahyu pergi dengan alasan akan pergi ke beberapa penerbit.

“Padahal tak usah berbohong karena baik aku ataupun istri Wahyu sudah mengetahui Wahyu akan pergi ke tempat selingkuhannya.” pikirku dalam hati. Setelah pertengkaran yang cukup hebat dengan istrinya, pergilah Wahyu dari rumah.

Sekali lagi, seperti biasa, Wahyu meninggalkan istrinya serumah dengan pria lain. Jam setengah sepuluh malam rumah sudah sepi, hanya suara mesin prin yang sedang bekerja. “Saatnya aku beraksi” pikirku sambil menyiapkan kertas yang banyak di mesin prin. Aku mendorong pintu dan masuk ke kamar tidur Rika.

Rika sedang tidur nyenyak dengan pakaian yang tersingkap hingga mencapai dadanya. “Wow! Kemarin aku puas menciumi pantatnya, sekarang ke payudaranya ah!” pikirku. Aku menaikkan dasternya lebih tinggi lagi, hingga seluruh payudaranya terlihat. Aku meremasnya perlahan dan menciuminya.

Kemudian, aku tertarik untuk melihat putting payudaranya. Aku menarik BH Rika ke bawah perlahan-lahan. Aku takut Rika terbangun saat aku sedang melucuti pakaiannya. Ternyata puting Rika sangatlah lucu, mirip dengan puting payudara anak-anak. Puting payudara Rika ukurannya kecil, berwarna coklat gelap, lingkaran sekelilingnyapun tidak besar.

Aku tidak tahan lagi, aku ingin menghisap payudaranya, walaupun aku takut Rika terbangun. Aku membuka mulutku dan bersiap menghisap puting coklat Rika. Mulutku menutup dan puting Rika berada dalam dalam bibirku. Aku berhenti sebentar dan memperhatikan wajah Rika, takut Rika terbangun. Aroma puting Rika sangat wangi, seperti wangi vanilla, kusadari dia sedang hamil dan payudaranya sedikit basah. Kemudian aku menghisapnya perlahan-lahan dan selembut mungkin.

Beberapa lama aku menghisap putting payudara Rika yang wangi dan lezat. Aku mulai lupa diri dan ingin menusukkan penisku ke vagina Rika. Aku kemudia memposisikan tubuhku agar dapat mensetubuhi Rika. Walau aku takut Rika terbangun, aku ingin mencoba terlebih dahulu. Aku menarik celana dalam Rika dari belakang dengan perlahan. Tak lama kemudian aku berhasil melihat belahan pantatnya. Kemudian diikuti dengan lubang pantatnya dan lubang vaginanya.

Lubang pantat Rika berwarna coklat gelap, bergerak-gerak mengikuti irama nafas Rika, Kadang lubang tersebut berkedut-kedut beberapa kali, aku tidak tahu mengapa. Kemudian aku mulai memposisikan tubuhku untuk menyetubuhi Rika. Aku menempelkan kepala penisku ke vagina Rika untuk melihat reaksinya. Rika terlihat masih tidur dan belum terbangun sama sekali, tampaknya Rika kalau sudah tertidur sulit untuk bangun.

Aku menjadi semakin berani untuk menyetubuhi Rika. Aku menekan penisku ke dalam vagina Rika lebih dalam dengan perlahan. Aku sempat merasakan sempitnya vagina Rika dan panas tubuhnya di sekeliling penisku. Namun, tiba-tiba Rika melenguh keras dan menutup kakinya hingga penisku tertarik keluar. Aku kaget setengah mati, kukira Rika akan terbangun dan memergokiku sedang menyetubuhinya. Penampilanku sekarangpun sudah tidak bisadisangkal, dengan penis tegang keluar dari celana. Pakaian Rika-pun sedang dalam posisi hampir terbuka.

Aku segera merapikan pakaian Rika dan pergi dari kamar tidurnya. Kemudian melanjutkan pekerjaanku mengawasi mesin prin. Tak lama kemudian, Wahyu pulang dan menanyakan pekerjaanku. Setelah bertengkar, Wahyu dan Rika tidur, meninggalkan aku sendirian di tempat kerjaku.

Aku mulai berpikir untuk mengerjai Rika dengan lebih cepat dan tidak perlahan-lahan. Terlalu banyak waktu terbuang hanya untuk berhati-hati dan takut ketahuan. Wahyu keburu pulang dan resiko ketahuan yang besar menjadi pikiranku selama beraksi.

Kemudian aku mendapat ide untuk menggunakan obat tidur. Aku segera mencari di internet untuk membeli obat tidur. Setelah memesan, obat tidur tersebut datang tiga hari kemudian. Aku menyusun rencana untuk menggunakan obat tidur tersebut pada Rika.

Malamnya Wahyu sedang pergi dan Rika sedang menonton televisi di ruang tamu. Kemudian aku segera membuat alasan untuk membuat kopi agar dapat masuk ke rumah utama. Begitu Rika lengah aku memasukkan obat tidur cair ke minumannya dan kedua anaknya yang masih kecil. Aku masuk kembali ke ruang kerjaku. Setelah kutunggun lama suara televisi masih menyala, namun tidak terdengar suara Rika ataupun anak-anaknya.

Aku memberanikan diri untuk masuk dan membuka pintu dengan cara normal. Setelah aku masuk ternyata Rika dan kedua anaknya masih berada di ruang tamu. Rika tertidur di kursi dan anaknya tertidur di lantai masih memegang mainan yang sedang dimainkannya. Aku menggelengkan kepala, tidak percaya bahwa aku akan memperkosa wanita hamil yang sedang tidur.

Aku kemudian menguji apakah Rika sudah sudah benar-benar tertidur atau belum. “Teh Rika, teh Rika bangun” kataku sambil menepuk dan menggoyangkan tubuhnya. Rika tidak juga bangun dan masih tertidur pulas. Untuk meyakinkan aku meremas payudaranya perlahan, kemudian aku meremasnya dengan keras untuk melihat reaksinya. Ternyata Rika tidak juga terbangun, nampaknya obat tidur tersebut benar-benar berfungsi dengan baik.

Kemudian aku menyeret tubuh Rika ke kamar tidurnya. Aku tak punya banyak waktu karena Wahyu akan segera pulang, dan aku tak ingin dia memergokiku sedang memperkosa istrinya. Aku cepat-cepat membuka bajunya dan bajuku sendiri. Kuciumi seluruh badannya dengan penuh nafsu, karena aku tahu kini apapun yang kuperbuat Rika takkan terbangun.

Kuposisikan tubuh Rika dengan posisi terlentang hingga aku bebas menjamah seluruh tubuhnya. Perutnya yang sedang hamil tampak membusung ke atas. Kemudian aku menghisap putting payudaranya, tidak seperti beberapa hari lalu, malam ini aku menghisapnya dengan keras.

Kuremas payudara Rika yang satu lagi, satu kuremas, satu kuhisap terkadang bergantian. Setelah beberapa lama, kurasakan tanganku basah di payudara Rika, dan hanya ada satu penjelasan, ini air susu Rika. Setelah terpana sebentar, aku mulai menjilati air susunya. Ternyata rasanya cukup enak dan wangi. Aku masih belum puas merasakan air susu Rika dan masih ingin terus meminumnya.

Aku menghisap air susu Rika dari putting payudara, kuremas kemudian setelah susunya keluar aku hisap hingga habis, terus seperti itu. Setelah beberapa saat aku tahu teknik untuk mengeluarkan air susunya tanpa harus meremasnya dengan tangan. Setelah aku merasa enek, enek karena air susu yang seharusnya untuk bayi, lucu sekali.

Karena aku merasa sudah cukup puas dengan payudaranya, aku ingin melakukan hal yang lain. Aku melihat bibir Rika yang indah dan jadi sangat ingin menciumnya. Aku mendekatkan wajah dan mencium bibirnya. Rasa mulut Rika jujur saja rasa mi instan, sepertinya di baru makan mi instan.

Aku mengeluarkan penisku dan mendekatkannya ke wajah Rika. Setelah menggosokkannya ke bibir Rika, aku menekan penisku ke dalam mulut Rika. Setelah memasuki mulut Rika aku mulai menggerakkan penisku keluar masuk. Mulut Rika dipenuhi penisku dan becek karena liurku. Kemudian Rika bergerak secara reflek berusaha mengeluarkan penisku dari mulutnya. “Sayang sekali…” pikirku dalam hati.

Aku mengganti tergetku pada vaginanya, yang belum kusentuh dari tadi. Aku membuka kedua kaki Rika hingga posisinya kini mengangkang, siap dimasuki penisku. Aku tidak ingin melakukannya dengan pelan, aku ingin melakukannya dengan keras dan kasar, toh Rika takkan terbangun kali ini.

Kugosokkan penisku di bibir lubang vagina Rika agar tak meleset saat kumasukkan. Setelah letaknya tepat aku segera bersiap untuk memasukkan penisku ke vagina Rika. Dengan satu hentakan keras, BLESSS aku menusukkan penisku ke dalam vagina Rika sekuat tenaga. Rika tetap diam saja, hanya ekspresi wajahnya yang sedikit mengerut.

Aku mendiamkan sebentar penisku di dalam vagina Rika, mencoba meresapi panas tubuhnya dan gerakan di dalam vaginanya. Vagina Rika seakan bernapas dengan jepitan yang mengeras dan mengendur di sekeliling penisku. Penisku mulai kukeluarkan dan kuhentakkan kembali dengan keras. Aku melakukannya beberapa kali karena setiap kali melakukannya vagina Rika berkedut-kedut di bagian dalam. 

Setelah melihat jam, ternyata sudah lewat setengah jam sejak aku mulai bermain dengan tubuh Rika. Aku mulai menggenjot badan Rika dengan cepat dan kuat. PLOK PLOK PLOK PLOK suara paha kami saat bertemu karena genjotanku. Sambil terus kugenjot, aku menciumi seluruh permukaan tubuhnya. Lenguhan-lenguhan kecil keluar dari bibirnya yang indah. Payudara dan seluruh dadanya kujilati, kuremas, dan kuhisap dengan rakus. Perutnya yang membusung kupeluk dan kuciumi pula, aku ingin merasakan dengan jelas kalau aku sedang memperkosa wanita hamil dan berjilbab pula.

Sekarang yang membuatku bingung adalah apakah aku harus mengeluarkan maniku di luar atau di dalam. Setelah hampir setengah jam menggenjot tubuh Rika, aku merasakan maniku sudah siap keluar. Pada saat merasakan sudah mencapai puncaknya, aku memutuskan untuk mengeluarkan maniku di dalam vagina Rika. Kutekan keras penisku ke dalam vagina Rika agar maniku keluar di tempat paling dalam di tubuh Rika.

CROT CROT CROT maniku akhirnya keluar di dalam vagina Rika. Aku dapat merasakan maniku keluar dan membanjiri vagina Rika. “Oh, oh, oh yeah,” kataku tak kuasa menahan nikmat orgasme yang membuat seluruh tubuhku menegang. Setelah kulepaskan penisku dari vagina Rika, air maniku sedikit menetes dari vaginanya.

Aku berpikir, “Bagaimana dengan bayi di dalam rahimnya ya?” karena aku baru saja memasukkan sperma dalam jumlah besar. Aku pernah mendengar kalau seorang wanita akan keguguran kalau diperkosa pada saat mengandung. Tapi kemudian aku berpikir lagi, “Memang aku peduli? Aku rasa tidak! Lebih baik aku teruskan, karena bagaimanapun sudah terlambat menyesal sekarang.”

Setelah tenagaku pulih, aku siap untuk bermain dengan tubuh Rika minimal satu kali lagi. Tubuh Rika kuposisikan agar menungging, karena aku ingin memperkosanya dari belakang. Kunaikkan pantatnya ke atas dan menciumi pantatnya. Pada saat sedang asyik menciumi, aku melibat lubang anusnya. Aku terpana dengan gerakannya yang seakan mengundangku untuk melakukan anal seks padanya. Namun, aku terpaksa harus menolak, karena jika ketahuan ada bekas anal seks, mereka akan curiga.

Kumasukkan sekali lagi penisku ke dalam vagina Rika dari belakang. Setelah posisiku mantap, aku genjot vagina Rika dengan cepat dan kuat. Kini tak hanya terdengar suara paha saja yang terdengar. Kini, suaranya terdengar lebih becek karena banyaknya cairan dalam vagina Rika.

Setelah puas dengan posisi menungging, kuangkat tubuh Rika hingga dia berada dalam posisi mendudukiku. Aku harus terus menahan tubuh Rika agar tak terjatuh. Posisi duduk membuat ukuran perut Rika yang sedang hamil terlihat dengan jelas. Sambil terus merabai tubuhnya dari belakang, aku terus menggenjot tubuh Rika.

Perut dan payudara Rika bergoncang mengikuti gerakan genjotanku. Remasanku pada payudara Rika semakin keras hingga air susunya memercik ke kasur. Namun, posisi duduk cukup membuat pegal karena aku harus menahan berat tubuh Rika. Aku mengganti posisi agar aku dapat kembali menikmati tubuh Rika dengan nyaman.

Kurebahkan tubuh Rika dengan posisi menyamping dan aku di belakangnya. Kuangkat kaki Rika yang kanan dan menyelipkan kaki kananku di antara kaki Rika. Kemudian, kumasukkan penisku kembali ke vagina Rika yang sudah becek karena cairan dari vaginanya.

Kulanjutkan genjotanku pada Rika, sambil menciumi seluruh tubuhnya. Tanganku meremas payudaranya yang indah dengan keras. Puting payudara Rika kupuntir dan kucubit sepuasnya. Setelah beberapa saat aku mulai mencapai puncak kenikmatanku. Aku angkat kaki Rika agar aku dapat menggenjot vaginanya dengan kecepatan maksimal.

Dengan posisi berlutut aku menggenjot vagina Rika dengan kencang. Kuangkat bagian bawah tubuh Rika agar mani yang kukeluarkan langsung masuk dan tak tumpah kemana-mana. Saat mencapai orgasme aku tak kuasa menahan getaran tubuhku. “Oh! Ah! Oh!” aku melenguh karena kenikmatan orgasme yang menguasai tubuhku.

Setelah kucabut penisku, aku tetap mengangkat bagian bawah tubuh Rika agar air maniku tidak keluar dari vagina Rika. Setelah beberapa saat, aku membersihkan tubuh Rika yang penuh air liurku menggunCeRika Sex Selingkuh dengan Istri Tetanggakan kain lapel. Kubersihkan vagina Rika dari air mani yang menetes.

Kurapikan pakaian Rika dan kuposisikan seperti orang yang tidur. Kubaringkan kedua anak Rika di tempat tidurnya. Kemudian aku kembali mengawasi mesin prin yang ternyata kehabisan kertas. Jam setengah satu Wahyu pulang ke rumah dan menanyakan pekerjaanku. Perbedaannya malam itu tak ada pertengkaran karena Rika masih tidur dan Wahyu tidak menyadari apa yang kulakukan pada istrinya.

Kini dengan berbekal obat bius, setiap aku menginap di rumah Wahyu aku selalu memperkosa Rika. Rika dan Wahyu tidak pernah menyadarinya atau tidak perduli aku tidak tahu. Pernah beberapa kali aku memperkosa Rika saat Wahyu sedang tidur di sampingnya. Tentu saja aku harus keluar sebelum ada masalah yang terjadi yang menyebabkanku masuk penjara.

Karena memperkosa Rika sudah mulai membosankan dan tidak menarik lagi, aku memutuskan keluar dari tempat kerja Wahyu. Aku keluar dari tempat kerja Wahyu karena aku sudah muak kerja tanpa dibayar oleh Wahyu. Beberapa bulan kemudian aku mendengar kabar bahwa istri Wahyu telah melahirkan. Saat aku berkunjung ke rumah Wahyu, aku melihat bayi yang tadinya berada dalam kandungan Rika.

Anak Rika ternyata sangat lucu dan sehat tanpa ada cacat sama sekali. Ternyata pemerkosaan yang kulakukan pada Rika sama sekali tidak berpengaruh pada rahim Rika dan kandungannya. Sekarang aku keluar untuk selamanya dari tempat kerja Wahyu karena bosan, sudah tidak ada lagi yang bisa kulakukan di sini.