Galaupoker

Breaking News

Penjaga Warung Yang Nafsu Melihat Istriku


Penjaga Warung Yang Nafsu Melihat Istriku

Desahan Malam - Di daerahku, jalan raya Pemda Cibinong adalah tempat yang asik buat mojok, sepanjang pinggiran jalannya bisa ditemui para penjual jagung bakar atau warung kopi maupun wedang jahe hangat.

Demikianlah aku dan istri suatu hari pergi kesana. Sengaja kupilih jam 9 malam brangkat dari rumah agar situasi jalan pun tidak ramai, apalagi bukan malam minggu, jalan Pemda tidak ramai dengan motor-motor para biker jalanan.

Tank top bertali kecil warna biru muda plus jaket jadi kostum istriku malam ini. Sambil naik motor,kamipun brangkat ke tujuan.

Benar saja, jalanan Pemda nampak sepi, kuambil jalur lambat dan berhenti sebentar untuk santai sejenak sambil menyalakan rokok.

Sejenak kutatap istriku yang juga nampak segar menikmati udara malam di tempat ini. Kulihat retsleting jaketnya full tertutup, mengingat tank top yang dipakainya, tentu jadi hot kalo retsleting jaketnya terbuka. Pasti belahan dada istriku yang montok menyembul jadinya. Satu remasan gemas di dadanya menjadi ekspresiku akibat pkiran nakal ku tadi.

Istriku nyubit..hehe

Setelah obrolan singkat dan mesra,kamipun kembali menyusuri jalanan pemda yang sepi, hanya beberapa grup anak muda ber’Vespa yang nongkrong malam ini.

Dari situ, akupun menawarkan istri untuk mampir ke satu warung untuk sekedar minum kopi, istri pun setuju, asal jangan warung yang banyak anak nongkrong2nya, demikian pesan istri.

Dengan sikon malam ini, mencari warung yang sepi tidaklah susah. Akupun menghentikan motor di salah satu warung kecil yang agak remang dan kulihat ada seorang bapak2 sabagai penjaga warungnya.

“Permisi,pak..pengen ngopi neh”, ujarku saat aku mulai duduk meleseh di bale-bale samping gerobak warungnya.

Istriku pun ikut duduk dan pesan teh manis hangat..si Bapak pun melayani. Segera ia kebelakang gerobak warungnya yang ternyata kegunaannya seperti dapur darurat, tempat ia membuat pesanan dari kopi sampai mie rebus.

“Sepi amat ni hari ya,Pak ?”,ujarku memulai obrolan.

“Iya nih, kalo hari biasa ya gini”,jawab si Bapak.

Akupun berdiri sambil meluruskn pinggang dan perlahan menghampiri si Bapak di dapur’nya, pikirku sekalian ingin memberi tahu pesanan teh manis istriku agar tidak terlalu manis.

“oya,pak..teh’nya manis2 jambu aja ya”,kataku saat sudah berdiri disamping si Bapak.

“oh iya,mas..soalnya udah manis yah cewek’nya”,kata si Bapak sambil nyengir.

Kaget juga denger jawaban si Bapak, disitulah aku dan istri yang mendengar itu jadi berniat eksib dalam event ini.

“Ya iya,pak..udah manis,tinggal di’icip doang..”,jawabku sambil memberi kode pada istriku agar menurunkan retsleting jaketnya.

Si Bapak ketawa dan melirik istriku.

“huh,jangan dengerin,Pak..dia mah rese “,kata istriku dengan nada mendayu.

“tapi bener loh, emang udah manis”,sahut si Bapak menanggapi istriku.

Istriku pun tertawa kecil, retsleting jaketnya sudah diturunkan, tank top biru yang dipakainya kini memamerkan belahan dadanya yang montok dari bagian depan jaket yang terbuka.

Tiba-tiba si Bapak mengecilkan suaranya,

“boleh juga,mas..dapat dari mana neh” aku nyengir,

“yah,biasalah pak..namanya juga usaha”

“susu’nya monon bener..”,ujar si Bapak sambil melamat-lamati istriku.

“ya udah, nanti ta’ kenalin sama bapak”, jwbku santai sambil bergegas kembali ke tmpat istriku duduk.

Si Bapak mengangguk sambil nyengir menatapku.

Kukedipkan mataku ke istri dan ia pun mengerti..

Si Bapak pun keluar dari dapurnya membawa pesanan kami.

“sekalian bikin kopi,pak..gabung ngobrol sm kita”, ajakku sambil mengedipkan mata.

Si Bapak ketawa kecil dan tanpa malu-malu ikut duduk di bale-bale warungnya. Matanya cepat sekali menangkap belahan dada istriku yang putih dibalut tank top birunya dibalik jaket.

“udah ngopi mah, yang belum mah nyusu, mas”, kata si Bapak sambil terus menatap wajah istriku. Istriku pun mesem-mesem dan pura-pura tak melihat.

“wah,kalo nyusu sih saya juga belum,pak..makanya lg nyari nih”,pancingku lagi.

Istriku makin mesem dan nyubit pahaku, “terus deh kamu, ngeledek aja nih”,kata istri dengan nada merajuk.

“yang enak mah dingin-dingin gini jangan susu kaleng ya,mas..susu nona, baru enak deh”,kata si bapak sambil melirik nakal kepadaku.

“ya gitu deh,pak..kalo ngopi kan sambil ngerokok, kalo nyusu sambil dirokok, wow,mantep deh”,pancinganku smakin berani.

“ih, apaan tuh dirokok..”,ujar istriku sambil ketawa.

“tuh, pura-pura ga tau dah,pak”,sahutku sambil menarik pundak istriku lembut agar merapat kesampingku. Istriku pun paham, dengan santai ia pun bergeser kearahku duduk.

Karena jarak yang lebih dekat, pemandangan pun tentu lebih jelas, belahan dada istriku yang menantang sepertinya beberapa kali membuat si Bapak menelan ludah.

“tapi kalo menurut bapak, cewek saya gmana nih,pak ?”,tanyaku terus memancing.

“duh,ga tahan dah pokoknya, gemes ngeliat cewek situ”,jwb si Bapak tidak malu-malu lagi.

“gemes apanya nih pak, depannya ya pak?”,tanyaku

“ya iya, banyak susunya..”,jwb si bapak cepat sambil ketawa.

“ih,ga ada susunya,pak”,timpal istriku ikut ketawa.

“iya,pak..adanya empengnya doang”,sahutku ga kalah cepat.

Kami bertiga pun ketawa..

“biasa pak, kalo disini dia malu-malu, padahal mah, ckckck..”,ledekku kepada istri.

“padahal mah doyan yah”, timpal Bapak sambil melirik kearahku.

“huh,bapak ga tau aja..ampe ngilu,pak”,jawabku sambil mendekap lembut istriku.

“ngilu ? Emang ngilu apaan”,sahut istriku manja.

“sedotannya ngilu”, jwbku cepat dibarengi colekan ke toket istriku.Istriku kaget dan mencubit tanganku sambil ketawa.

si Bapak nyengir melihat tanganku yang nakal dan kurasakan tatapan gemas luar biasa…
melihat toket istriku yang ranum.

“duh,baru dicolek udh nyubit, apalagi diremes yah”,ujarku sambil makin merapatkan diri ke tubuh istriku.

“kalo diremes mah anteng,mas”, si Bapak yang menyahuti.

“wah,bapak tau aja, emang anteng,pak”,timpalku sambil menatap belahan dada istriku sendiri.

“huu,sok tau”,ujar istriku pun lagi-lagi mencubit.

Saat istriku mencubit,kubarengi dengan remasan cepat di buah dadanya.

“awww..”,pekik istriku kaget.

Sengaja kudekap agak erat tubuh istriku sambil terus meremas dadanya..kurasakan tubuh istriku agak bergetar saat jariku menyentuh kulit dadanya yang terbuka.

“tuh,pak.. anteng kan..”,kataku sambil terus meremas-remas dada istriku dengan lembut.

“ya iyalah, wong enak..dari dalem dong,mas”, ujar si Bapak makin suka.

“ih, kamu mah jail aja. Nanti bapak ngiri tuuh..”,ujar istriku yang kini menyandarkan kepalanya di dadaku..

“kalo ngiri yah kamu kasih pegang juga dong”,jwbku mesra.

Wajah si Bapak nampak matang, aku yakin dia gregetan banget sama istriku.

“ih, brani’nya kroyokkan”,jwb istriku manja.

Kumasukkan telapakku kini kedalam tank top’nya..kurasakan nafas istriku mulai tak teratur.

“eehm, anget bener,pak”, kataku pada si Bapak yang kulihat jd terkesima menatap kelakuan aku dan istri.

Melihat situasi itu, ku sengaja meraba dada istriku lebih kedalam lagi sampai bagian depan tanktop’nya turun dan memamerkan dada montok istriku yang terbungkus bra merahnya.

“wah, mulus ya,pak”,ujarku sengaja.

“iya, ini mah mantep,mas”,jwb si Bapak.

Istriku membuang senyumnya kearah lain, kurasakan dia sudah asik menikmati belaian di dadanya yang terus kulakukan dengan lembut.

“eh,kasian si Bapak tuh..kamu kejam juga nih”,godaku pada istri.

Istri tak menjawab, ia cuma mesem, tak lupa cubitan khas’nya disarangkan diperutku.

Perlahan mulai ku singkap bra untuk mengeluarkan buah dada istriku dari bungkusnya. Kulirik mata istriku sudah terpejam,desah-desah kecilnya pun terdengar makin sering.

“Waduh, monon bener dah..”,ujar si bapak saat ia melihat buah dada istriku yang kini keluar dari bungkusnya.

Aku menatap wajah si Bapak sambil memberi kode, si Bapak nyengir penuh nafsu.

Mungkin melihat istriku yang ‘anteng’ ditambah ajakan dariku membuat si Bapak mulai berani mendekati dimana posisi aku dan istri duduk.

Melihat sikon itu akupun mulai menyingkap tanktop istriku supaya dada montok istriku benar2 terbuka. Istriku makin mendesah, apalagi saat ku mulai memainkan puting susunya yang tegang dengan jemariku.

Melihat pemandangan itu si Bapak seperti terbelalak, kutatap wajahnya dengan senyuman dan skali lg memberi kode kepadanya. Nafas si Bapak memburu, tangannya pun terjulur kearah buah dada sebelah kiri istriku.

Istriku agak tersentak saat merasakan sentuhan pertama dari si Bapak dan sebentar melirik aku dan memejamkan matanya lagi.Sensasi nikmat yang berbeda jelas ia rasakan. Dengan duduk menyamping dan bersandar ke dadaku, ia nampak sedang menikmati kedua dadanya yang kini sedang menerima rangsangan.

“mantep ya,pak”,ujarku meledek si Bapak yang asik memainkan jarinya di puting istriku.

“huu, paling bisa deh nh..dua2nya demen kalo kaya beginian”,kata istriku sambil sedikit menggelinjang.

“iya,mas..jadi enak nih kita”,jwb si Bapak agak tersipu, tp tangannya masih sibuk bermain dan kini mulai meremas seluruh bongkahan montok buah dada istriku.

Desah kecil kembali terdengar dari mulut istriku, apalagi saat kususul dengan kecupan-kecupan kecil di lehernya.

Si Bapak kembali mengatur posisinya lebih dekat lagi,dan sekarang tangan kanannya pun ikut membelai pantat istriku. Sesekali telinga istriku dikecupnya, geli bercampur nikmat dirasakan istriku, remasan di pahaku mungkin jadi pertanda ia sedang menikmati sensasi yang ia rasakan.

Kecupan di leher pun terus kulakukan sambil perlahan naik merambahi pipi, istriku terus mendesah dan menggeliat pelan.

Kulirik sebentar si Bapak, dan agak kaget saat kulihat tangan kiri si Bapak ternyata sudah berani turun kebawah, kini sibuk menggosok-gosok memek istriku walau masih tertutup celana jeans.

Kuberi istriku gigitan kecil di lehernya, reaksi spontan yang nikmat bercampur geli membuat istriku sedikit menoleh kepadaku, saat itulah tangan kiriku meraih tengkuknya dan dengan lembut kuraih bibirnya utk ku kulum, seperti merajuk, istriku meraih pundakku dari belakang dan melayani ciumanku dengan penuh penghayatan.

Gairah yang makin panas mungkin yang membuat si Bapak tak mau kalah, perlahan dia kembali meremas dada istriku dan dengan nafsu si Bapak pun merunduk dan dengan gemas menangkap puting istriku dengan mulutnya.

Sekali lagi istriku tersentak, sejenak permainan bibirnya terhenti, merasakan itu perlahan aku pun terhenti dan melirik kearah si Bapak yang tengah sibuk berkelana di dada istriku.

Tak tahu atau karena buta akan nafsu membuat si Bapak tak sadar kalau sedang di perhatikan.
Seperti anak kecil yang sedang menyusui, mulut si Bapak tampak memompa puting susu istriku dengan sangat bergairah, tak luput juga lidahnya menyapu kulit lembut dan kenyal dada istriku.

Istriku tersentak-sentak karena tak jarang si Bapak menekan tubuh istriku dari belakang dengan tangan kanannya kedepan yang membuat wajah si Bapak semakin erat terbenam di dada montok istriku.

Kulihat istriku agak terengah-engah, matanya mulai terpejam lagi, dan saat bibirnya membuka, cepat kuarahkan lagi ciuman panas untuknya.

si Bapak kini mulai berganti ke dada istriku sebelah kanan yang tadinya adalah wilayahku, melihat itu, kuarahkan tubuh istriku kebelakang agar si Bapak bisa mendapat sela yang lebih lapang, selain itu, dengan posisi demikian..

Aku bisa bermain di selangkangan istriku. Nampaknya istriku mengerti, perlahan ia membuka pahanya dan memberi ruang saat ku coba membuka kancing celana jeans’nya.

Suara desah bercampur nafas memburu serta suara kecupan si Bapak membuat adegan menjadi tambah seru. apalagi saat tangan kiri istriku mulai menggapai dan mengelus selangkangan si Bapak.

Dengan wajah masih terbenam di dada istriku si Bapak dengan agak susah membuka retsleting celananya dan langsung mengeluarkan k0ntol’nya.

Wow, nafsu banget neh si babeh, pikirku melihat aksi itu. Nampak k0ntol si Bapak mencuat dari sela celananya yang terbuka dan langsung disambut dengan kocokan perlahan dari istriku.

Kini berganti istriku lah yang sibuk menjilati leher sambil sesekali melumat bibirku, kutambah lagi rangsangan buatnya, dengan segera akupun menyusupkan telapak tanganku ke dalam celana jeans’nya, mencari memeknya yang ternyata sudah lembab dengan cairan yang keluar akibat dari sensasi yang ia rasakan.

Agak susah memang, tp akhirnya telapakku menemukan juga tempatnya, segera kumainkan jari2 ku di sela memek istriku. Satu gigitan kecil dan remasan di pundakku jadi pertanda ia menyukai aksiku. Tangan kirinya pun kian cepat mengocok k0ntol si Bapak, si Bapak pun semakin liar menjilati dada istriku. Suara mulutnya yang bermain disana berkecipak membuat suasana jadi semakin menjadi-jadi.

Kurenggangkan dekapanku pada istriku dan perlahan membuka retsleting celanaku, tp tangan istriku dengan cepat menepis tanganku, aku kaget dan menatap wajah istriku, istriku seperti mencibir dan kembali menyandarkan tubuhnya ke dadaku dan mulai lagi menciumi aku, tangan yang tadi menepis kini sibuk mengelus-elus selangkanku dari luar. Aku masih tak mengerti maksud istriku, tp lumatan bibir istriku membuatku tak bisa berpikir lagi. Dengan gemas kutambah tensi rangsangan di memek istriku.

Biar tau rasa, begitu pikirku..hehe

Pergumulan terus berlangsung, tiba-tiba,

“Aduh…”, istriku memekik kecil.

“duh,si eneng..ssssh..ah..”,suara si Bapak terdengar agak parau, kepalanya agak mendongak, matanya merem melek.

Cairan putih kental kulihat melumuri tangan istriku, beberapa kali si Bapak menyentak dibarengi muntahan sperma dari k0ntol’nya. Istriku melirik aku dan tersenyum agak mencibir, tangannya tetap mengocok k0ntol si Bapak dengan lembut. Melihat mimik si Bapak ada yang lucu di benakku,tp aku tetap diam karena aku tahu berapa hot’nya suasana dari tadi sampai membuat si Bapak kebablasan begitu.

“duh,si Bapak muntah nih”, ujar istriku agak meledek.

“iya nih,neng..maap yah,kagak bilang2 dulu”,jwb si Bapak agak tersipu.

Entah malu atau karena nafsunya sudah terlampiaskan,si Bapak bangkit dari duduknya dan melangkah ke dapur, terdengar suara siraman air. wah, si Bapak lagi cuci-cuci neh, pikirku agak lucu juga.

Kutatap wajah istriku, kucium lagi bibirnya, sesaat saja sampai kurasa cubitan di perutku.

“Udaah..”,kata istriku mencibir.

“eh,papa..ambil gelasan air mineral dong,pa”,pinta istriku.

Aku paham dan bangkit mengambil gelasan air mineral yang tersusun di warung si Bapak seperti piramida.Istriku pun bangkit utk membetulkan celana dan pakaiannya.

Gelasan air mineral yang kuambil digunakan istriku utk mencuci tangannya yang lengket dengan cairan si Bapak lengkap juga dengan tissue basah yang memang slalu ada di tas kecilnya.

Istriku menatapku sebentar, kucubit hidungnya, dia mencibir lagi dan berjalan ke trotoar depan warung.

“buruan napa, udah malem,tau”,kata istriku pelan.

Aku mengerti, akupun berjalan kearah dapur warung si Bapak.

Kulihat si Bapak lagi meminum segelas air putih.

“pak, mau jalan lagi nih..berapa kopi sama teh’nya..?”,tanyaku tanpa basa basi sambil nyengir.

“yah,buru2 amat,mas..emang situ udah beres ?”,sahut si Bapak ikutan nyengir..

“yah saya mah gampang,pak..nanti juga ngandang..”,jawabku ringan.

si Bapak ketawa kecil, terlihat seperti kelelahan setelah aksinya tadi.

“wah,mantep tu cewek,mas..bisa bisaan situ nyari’nya”, kata si Bapak pelan.

“ya iya dong,pak..kalo ga mantep, ga akan kita bawa-bawa”,jwbku santai.

“ya udah, ga usah bayar ga apa2, anggap aja orang sendirilah”, kata si Bapak lagi sambil melangkah keluar dari dapur warungnya.

Matanya kembali menatap istriku yang sudah berdiri menunggu di trotoar dpn warung.

“wah,makasih,pak..”,sahutku singkat dan cepat juga menghampiri istriku.

“kapan-kapan maen lagi ya,neng”,ucap si Bapak kepada istriku.

“iya,pak..laen kali kalo maen jugan kebablasan lagi yah, blecetan semua tu jadinya”,sahut istriku sambil mesem.

“abis si eneng heboh bener sh”,jwb si Bapak tersipu malu.

Aku pun bergegas kearah motorku yang terparkir, menyodorkan helm buat istriku, memasang helmku sendiri dan menyalakan mesin motorku.

Istriku naik,

“yuk,pak..jalan dulu ya”,ucapku sebagai tanda perpisahan.

“jalan ya,pak”,istriku pun ikut pamit.

“iya dah, ati-ati..kapan2 maen lagi ya..”,jwb si Bapak yang kemudian disusul dengan laju motorku meninggalkan warungnya.

Angin dingin kembali menyejukkan kami berdua.

“mama..tadi kamu kenapa sih ?”,tanyaku ditengah jalan.

“kenapa apaan ?”,jwb istriku

“aku pengen keluarin kok kamu tepis ?”,tanyaku lagi

terdengar tawa renyah istriku.

“sengaja..”,ucap istriku singkat.

“jahat ih..”,sahutku sambil senyum.

“biarin..”,jwb istriku lagi.

“tadi aku kirain kamu bakalan ngisepin punya si Bapak lho,ma”,goda aku.

“aku tau tuh, emang bakalan begitu”,sahut istriku

“eh dia kebablasan ya,ma”,aku terus menggoda.

“biarin, sengaja..”,jwb istriku

“lho? Kok sengaja semua ?”,tanyaku heran.

Istriku ketawa lagi.

Aku jadi lucu juga..

“emang kenapa sh,ma..kok ketawa?”,tanyaku

Istriku menutup tawanya.

“karena badan si Bapak bau banget tau..”,ujar istriku dan tawanya pun meledak lagi.

Akupun ikut ketawa.

“lagian kenapa kamu diem aja,ma?”,ucapku

“gmana ngomongnya.. Akunya udah terbawa suasana kan,pa”,jwb istriku cepat.

“trus apa hubungannya sama nepis tangan aku ?”,tanyaku masih penasaran.

Istriku tak langsung menjawab, yang kurasakan cuma pelukan tangannya makin erat dipinggangku

“karena kalo kamu punya tuh buat dirumah..”,ujar istriku.

Aku tersenyum mendengar jawabannya dan tak bertanya lagi.

Kulanjutkan fokusku mengendarai motor.

“papa ?”,tiba-tiba istriku bersuara.

“apa ?”,sahutku

“pala mama puyeng nih”,ujar istriku terdengar merajuk.

Aku tersenyum lagi, mengerti maksud istriku.

“iya ma, mama sabar yah”,jawabku mesra..

Kupercepat laju motorku. Wah, dirumah bakal seru lagi nih, pikirku sambil senyum-senyum sendiri.

Tidak ada komentar